A.    PEMBENTUKAN BENUA DAN SAMUDERA
Pada saat bumi mendingin (kondensasi) maka yang dingin itu pertama sekali bagian luar > terbentuk kerak bumi tetapi masih labil, proses kondensasi berlangsung terus. Bumi bergerak mengadakan rotasi (berputar pada sumbunya) akibatnya kulit yang baru terbentuk (kerak bumi) retak-retak dan bergeser saling menjauhi dan terpecah menjadi benua-benua.

1.       Teori Pembentukan Lempeng
Teori Wegener, sebetulnya terinspirasi oleh makalah ilmiah, mengenai kesamaan flora dan fauna serta fossildi antara dua benua yang berjauhan yang dipisahkan samudera Atlanitik. Dalam penelitiannya kemudian Wegener menemukan lebih banyak fenomena kesamaan flora dan fauna atau fossilnya, dikawasan yang dipisahkan samudera luas.
Ketika teori lempeng tektonik nyaris dilupakan, pada tahun 1929 pakar geologi Inggris, Arthur Holmes melontarkan teori mengenai gaya konveksi inti bumi yang mampu menerangkan mekanisme gerakan lempeng tektonik dari Wegener. Pembentukan teori Wegener dikukuhkan pada tahun 1960, oleh pakar geologi AS Harry Hess. Ketika itu, Hess melakukan penelitian rangkaian gunung api di bawah samudera Atlantik yang dijuliki “mid ocean ridge”, yang ditemukan tahun 1953. Pada tahun 1960 Hess mempublikasikan hasil penelitiannya yang berhipotesa bahwa landasan samudra mengembang, akibat aktifitas magmatis dari inti bumi.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justeru lebih mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading) sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation fault). Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru.
Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi.
Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi

2.      Pergeraka Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
·       Batas Divergen
divergenTerjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
·       Batas Konvergen
konvergenTerjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
·       Batas Transform
transform terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
B.     GEMPA BUMI
Gempa bumi, adalah suatu fenomena pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan yang mengejut di permukaan bumi yang berbatu. Gempa bumi berlaku apabila tenaga yang tersimpan dalam bumi, biasanya di dalam bentuk geseran batu, tiba-tiba terlepas.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dipanggil Skala Richter. Gempa bumi ini boleh digredkan satu hingga sembilan berdasarkan saiznya berdasarkan skala Richter. Gempa bumi juga boleh diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli. Gegaran sering berlaku tetapi tidak semua di antara gegaran itu kuat untuk membolehkan kita merasainya.
Tenaga ini disalurkan ke permukaan bumi menyebabkan gelombang gempa bumi. Kajian sains mengenai gempa bumi dan gelombangnya dikenali sebagai seismologi (dari perkataan Greek seismos, untuk menggoncang).
PROSES  GEMPA BUMI
Pada dasarnya gempa bumi dapat dibedakan menjadi gempa bumi gunung api, gempa bumi  tektonik dan gempa bumi robohan. Terdapat 2 mekanisme utama bagi terjadinya gempa bumi tektonik, yaitu :
§  Mekanisme penujaman (subduction mechanisme)
§  Mekanisme patahan (fault mechanisme)
Gempa bumi dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu yang merambat dan menembus lapisan-lapisan bumi dan yang merambat dipermukaan bumi.
a.      Intensitas
Ø Besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa selain dengan magnitude. Intensitas dapat didefenesikan sebagai suatu besarnya kerusukan disuatu tempat akibat gempa bumi yang diukur berdasarkan kerusakan yang terjadi. Harga intensitas merupakan fungsi dari magnitide, jarak ke episenter, lama geteran, kedalam gempa, kondisi tanah dan keadaan bangunan.
o  Liqifaksi
Kondisi lapisan tanah dibawah permukaan tanah yang berubah sifat dan daya dukung tanah hilang sama sekali, sehingga setiap bangunan atau infrastruktur yang mengalami liqifaksi akan miring , terperosok, terjungkal, dan mengalami kerusakan.
o  Amplifikasi
Suatu kondisi lapisan tanah tempat mana berdiri bangunan/infrastruktur mengalami penggadaan (amplifikasi)  kekuatan goncangan sehingga lapisan tanah tersebut tergoncang sangat kuat dan menimbulkan kerusakan berat.
o  Patahan
Energi gelombang gempa bumi akan dikonsentrasikan dan difokuskan jika gelombang gempa bumi melintas dijalur patahan yang berdampak pada kerusakan masih pada kawasan perkotaan, permukiman, perumahan, bangunan dan infrastruktur.

o  Pemekaran lateral
Merupakan variasi dari liqifaksi, namun pemekaran lateral merupakam manifestasi peristiwaliqifikasi dipermukaan tanah.

o  Pergeseran tanah
Goncanagan gempa bumi dapat menggeser posisi tanah baik kearah lateral ataupun horozontal dan dapat pula pada arah vertikal sehingga terjadi amblesan.

o  Longsoran
Suatu daerah yang memiliki potensi untuk longsor jika mengalami gempa bumi maka akan terjadi longsor yang akan merusak bangunan, infrastuktur dan permukaan lain.

b.     Tipe gempa bumi
o  Gempa bumi tektonik
Disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga sangat besar. Gempa ini terjadi layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
o  Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api )
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
c.       Persiapan menghadapi gempa bumi
        I.            Persiapan keadaan darurat
a)     Menentukan tempat-tempat berlindungyang aman jika terjadi gempa bumi.
b)    Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
c)      Meyediakan tas ransel yang berisiakan barang-barang yang sangat penting ditempat pengungsian. Misal : lampu senter, kotak P3K , makanan yang tahan lama, uang dan lain-lain.
d)    Mengencangkan mebel yang mudah rubuh.
e)      Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakain agar tidak pecah.
f)      Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit terdekat.

     II.            Ketika terjadi gempa bumi
a)     Matikan api kompor jika anda sedang masak
b)    Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
c)      Mencari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat tv atau radio
d)    Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung
e)      Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat
f)      Berhati-hatilah ketika berlari-lari di jaan raya
g)     Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal
h)    Jika gempa bumi terjadi pada saat anda sedanf menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem mendadak

d.     Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang:tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih