A.  Pengertian Sekolah dan Sosialisasi

Sekolah
Ø Sebagai wadah atau tempat terjadinya proses belajar mengajar dan pembelajaran formal.

Sosialisasinya yaitu tempat belajar.

Dalam perkembangan fisik dan psikologis anak, anak memperoleh pengalaman –pengalaman baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang beebeda status sosial, kesukaan, agama , jenis kelamin dan kepribadiannya. Lambat laun ia membebaskan diri dari ikatan rumah tangga untuk mencapai kedewasaan dalam hubungan sosialnya dengan masyarakat luas. Sebagian besar proses sosialisasi terjadi secara informal. Namun tiap-tiap masyarakat mengenal institusi sosial khusus tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal disebut sekolah. Di satu pihak pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal. Di pihak lain pendidikan sekolah bertugas mendidik agar anak mengabdikan diri nya kepada masyarakat.
Menurut Webster, 1991 (dalam Hasbullah, 1999) sekolah merupakan tempat atau institusi/lembaga yang secara khusus didirikan untuk menyelanggarakan proses belajar mengajar atau pendidikan. Sebagai institusi, sekolah merupakan tempat untuk mengajar murid-murid, tempat untuk melatih dan memberi intruksi- intruksi tentang suatu lapangan keilmuan dan keterampilan tertentu kepada sisiwa. Tempat yang dinamakan sekolah merupakan satu kompleks bangunan, laboratorium, fasilitas fisik yang disediakan sebagai pusat kegiatan belajar dan mengajar.
Bedasarkan pendapat itu maka sekolah mengandung dua makna, secara fisik sekolah terdiri dari bangunan-bangunan gedung dan laboratorium, jadi sekolah dalam artian material. Sedangkan yang nonfisik terdiri dari system-sitem hubungan antara mereka yang ditugaskan untuk mengajar (guru, pelatih dan lain-lain) denagn yang diajar (murid, sisiwa), jadi sekolah dalam artian spiritual. Kedua artian tersebut diatas saling mendukung, misalnya guru tidak bisa mengajar, mensosialisaikan nilai-nilai (artian spiritual) dengan sempurna apabila tidak didukung oleh fasilitas belajar-mengajar yang memadai.

B.  Fungsi Pendidikan Sekolah
Gillin dan Gillin berpendapat, bahwa fungsi pendidikan sekolah ialah penyesuaian diri anak dan stabilitas masyarakat.
Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakuaioleh lembaga pendidikan negrara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia. Siapapun orangnya hendak bersekolah minimal 9 tahun lamanya hingga lululs SMP. Semakin tinggi jenjang pendidikan sekolah yang dicapai seseorang, maka akan semakin baik. Manfaat belajar di sekolah maupun perguruan tinggi antara lain :
1.       Tempat Melatih Kemampuan Akedemis Anak
Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, manganalisis, memecahkan masalah, logika, dan sebagainya melalui pendidikan sekolah, maka diharapkan seseorang, maka akan memiliki kemampuan akademis yang baik.
2.      Tempat Mengembangkan dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
Dengan mengharuskan seorang pelajar maupun mahasisiwa datang dan pulang sesuai denagn aturan yang berlaku pada pendidikan sekolah, secara tidak langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseoarang. Dengan demikian, maka memaksa seseorang sisiwa untuk belajar secara terus-menerus.
3.      Memperkenalkan Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang anka adalah belajar, dimana orang tua atau wali yang memberi nafkah. Seseoarang ank yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik, mengikuti pendidikan sekoalah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru, saudara, family, dan lain-lain.
4.     Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial seorang sisiwa. Dengan demikian temajn, maka kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.
5.      Sebagai Pembentuk Identitas Diri
Lulus dari sebuah institusi pendidikan sekolah, biasanya akan menerima suatu sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan.
6.     Sarana Mengembnagkan Diri dan Berkreatifitas
Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai perlengkapn kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan minat dan bakat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan kaya kreatifitas, maka akn semakin baik pula kualitas seseoarang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri, sedangkan yang mengubah diri seseoarng adalah dirinya sendiri.
7.     Sebagai Membentuk Keterampilan Dasar
Peserta didik diberikan berupa keterampilan-keterampilan dasar sekolah. Yang berguna untuk perubahan peserta didiknya dimasa mendatang.
8.     Sebagai Penentu dan Merubah Nasib
Seseorang sisiwa dapa merubah dan menentuakn nasibnya dengan pendidika, untuk itu sekolah disebut sebagai sarana penentu nasib peserta didiknya kelak.



C.  Dilemma Pokok Pendidikan Sekolah
Dilema permasalahan disekolah yaitu:
·      Anak tidak mau berteman
·      Tidak mau belajar
·      Sulit diatur
·      Sering berkelahi
·      Melawan kepada guru dan orang tua
·      pemarah dsb.
Jangan biarkan masalah ini berlangsung terus.Guru dan orang tua wajib mengartasinya segera.Sebagai orang tua dan pendidik anak yang baik, jangan biarkan anak menjadi trouble maker disekolah atau sebaliknya menjadi sangat pasif sehingga mengkhawatirkan semua pihak (teman,guru dan bahkan penjaga sekolah).
Setiap masalah yang timbul bagi anak kita, apalagi masalah disekolah mesti segera dipecahkan.Tanyakan kepada anak apa permasalahan yang ada, apakah memiliki musuh disekolah, atau ada pelajaran yang tidak disukai serta ada guru yang tidak disukai dan yang disukai, mungkin ada kendala dengan beberapa teman disekolahnya mungkin karna permasalahan dirumah yang belum tuntas dan hal ini dibawa-bawa ke sekolah.
Segala perasalahan sudah selayaknya kita memperhatikan segala kebutuhan dari keinginan anak.Segala macam perilaku sikap dan tindakan dan perbuatannya punmesti mendapat perhatian dari orang tua dan guru/
Sekolah hendaknya peka terhadap berbagai macam stress atau ketegangan yang dihadapi anak dan hendaknya menyadari bahwa gangguan-gangguan emosional anak merupakan hal biasa. Mereka hendaknya memahami bahwa perilaku murung, putus asa, marah, yang tidak diketahui sebabnya dapat merupakan kunci bahwa anak itu membutuhkan bantuan, dan mereka hendaknya mencoba menangani anak seperti itu dengan bekerja sama dengan konselor sekolah atau orang dewasa yang terlatih secara psikologis.
D. Sekolah sebagai Kontek Sosial
Disanalah terjadinya semua proses sosiol, karena sekolah merupakan wadah sosialisasi
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran da latihan dalam rangka membantu anak agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyagkut aspek moral,spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.Peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak adalah sebagai factor penentu bagi perkembangan kepribadian anak baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berprilaku.Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu anak mencapai tugas perkembangannya.Alasannya antara alain adalah bahwa sekolah member pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan konsep dirinya, anak-anak banyak menghabiskan waktunya disekolah daripada tempat lain diluar rumah.Sekolah memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses, sekolah memberikan kesempatan pertama untuk menilai dirinya dan kemampuan secara realistic dan sekolah juga berperan sebagai substansi keluarga dan guru subtitusi orang tua.
Sehubungan hal ini, sekolah biasanya berupaya menciptakan suatu kondisi yang dapat memfasilitasi anak untuk mencapai tugas perkembangannya tersebut.Upaya sekolah dapat bejalan dengan baik apabila sekolah tesebut telah tercipta kondisi yang sehat dan efektif baik menyangkut aspek manajemennya maupun profesionalisme para personilnya.Sekolah yang efektif itu sebagai sekolah yang memajukan atau mengembangkan prestasi, keterampilan ,keterampilan sosial, sopan santun, sikap positif terhadap belajar, rendahnya angka absen dan memberikan keterampilan-keterampilan yang memungkinkan seseorang anak dapat mandiri. Sekolah yang efektif disamping ditandai oleh cirri-ciri diatas juga sangat didukung oleh kualitas para gurunya, baik menyangkut karakteristik pribadi maupun kompnetensi gurunya.Karakteristik pribadi dan kompetensi guru ini sangat berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran dikelasa atau hubungan guru dengan anak dikelas yang pada nantinya akan berpengaruh pula keberhasilan belajar anak tersebut.

E.   Pendidikan dan Mobilitas Sosial
Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan yang satu dengan golongan yang lain. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Nasution (1999) menyebutkan ada tiga metode yang bisa digunakan untuk menentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu :
1.       Metode Objektif
Berdasarkan metode ini stratifikasi sosial ditentukan menggunakan penilaian objektif antara lain terhadap jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan. Pada dasarnya kelas sosial merupakan “suatu cara hidup”.
2.      Metode Subjektif
Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat tersebut. Kebanyakan ahli sosiologi berpandangan bahwa kelas sosial adalah suatu kenyataan, meskipun orang tidak sepenuhnya menyadari hal itu. Jika demikian, apakah anggota kelas sosial seseorang ditentukan oleh perasaannya sendiri bahwa ia termasuk dalam kelas sosial tertentu. Ataukah ditentukan oleh pendapatan, pendidikan dan pekerjaan yang sebagian besar menentukannya, karena ketiga faktor itulah yang menentukan sebagian besar cara hidup seseorang.
3.      Metode Reputasi
Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat tersebut. Orang diberi kesempatan untuk memilih golongan masyarakat yang telah teridentifikasi dalam suatu masyarakat.



MASALAH DAN REALITA DILAPANGAN
PERAN TEKNOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Era globalisasi yang menerpa semua negara di berbagai belahan bumi ini, termasuk salah satunya  Indonesia, mau tidak mau memaksa kita untuk berubah, dan menyesuaikan diri. Kualitas SDM juga harus ditingkatkan, salah satu cara menigkatkan kualitas SDM, adalah meningkatkan kualitas pendidikan. Pola pembelajaran yang konvensional sudah terbukti mempunyai banyak kekurangan disamping terdapat pula banyak kelebihan. Banyak inovasi yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan kita, salah satunya  adalah penggantian kurikulum dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), pembelian hak cipta buku oleh pemerintah dan penggunan buku elektronik. Salah satu topik yang paling diminati adalah peran teknologi dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah , peran teknologi saat ini, sangatlah diperlukan. Semua pihak menyadari, bahwa peran teknologi tersebut sangat membantu dalam proses pembelajaran dan bertujuan agar siswa lebih kreatif serta memudahkan siswa  dalam memahami suatu materi. Akan tetapi, di lain sisi penggunaan teknologi ini masih terkesan asal-asalan dan malah membuat siswa kesulitan dalam menyerap suatu materi yang diberikan oleh pengajar. Lalu sejauh mana peran teknologi tersebut dapat membantu siswa maupun pengajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ?
Penggunaan teknologi yang sudah banyak diadopsi oleh sekolah-sekolah di kota Yogyakarta adalah dengan menggunakan fasilitas LCD, modul pembelajaran interaktif dan koneksi internet. Untuk sekolah yang lebih maju, tersedia sarana  e-learning atau website yang dapat menghubungkan siswa dengan pengajar, baik dalam pemberian materi pelajaran maupun pemberian tugas dan nilai, serta pendirian kelas ICT. Melihat  sarana yang digunakan, kita mempunyai harapan peran teknologi semacam ini akan memudahkan siswa dalam  proses pembelajaran di sekolah. Akan tetapi melihat realita di lapangan, kita masih banyak menemukan kekurangan dalam penggunaan teknologi ini. Untuk pemanfaatan LCD yang banyak digunakan untuk presentasi siswa maupun  pemberian materi oleh pengajar , teknologi LCD ini ternyata memiliki banyak kekurangan apabila tidak dipergunakan secara wajar, wajar disini mempunyai arti penggunaan LCD digunakan se-efisien mungkin, artinya tidak semua pengajar menjadi bergantung pada LCD dan menggunakanya setiap saat. Harus ada keseimbangan dalam penggunaanya, karena ternyata banyak murid kesulitan dalam memahami materi pelajaran terutama untuk mata pelajaran yang menggunakan dasar teori hitungan atau mata pelajaran utama yang diterapkan pada kelas IPA. Sebagian siswa kesulitan memahami pelajaran, dikarenakan proses penghitungan sering tidak dijabarkan oleh pengajar secara runtut dikarenakan proses menjawab sudah tertera pada soal. Selain materi pelajaran yang berbasis hitungan, terdapat masalah juga pada materi yang tidak menggunakan hitungan, karena materi yang diberikan oleh pengajar banyak yang berasal dari meng-copy dari suatu sumber dan tidak diolah kembali, menyebabkan materi yang ditampilkan, kita ambil contoh seperti pada slide power point, bahan yang ditampilkan menjadi terlalu banyak, menyebabkan siswa kesulitan dalam mencatat, jalan akhir dari permasalahan tersebut adalah meng-copy materi pembelajaran, hal tersebut bukan tanpa masalah, karena sebagian besar siswa tidak membaca kembali materi yang sudah di copy atau kesulitan memahami materi yang terlalu banyak. Hal tersebut membuat siswa menjadi kebingungan dalam mempelajari materi yang diajarkan. Teknologi LCD ini sebenarnya sangatlah membantu dalam proses pembelajaran karena memudahkan semua pihak, baik pengajar maupun murid. Di satu sisi pengajar menjadi mudah dalam menyampaikan suatu materi karena cukup menampilkan slide di depan para siswa, sedangkan untuk siswa model pembelajaran menggunakan LCD menjadi lebih menarik, karena materi yang ditampilkan menjadi tidak monoton. Hanya saja, seperti yang sudah disebutkan diatas, perlu banyak pembenahan yang harus dilakukan diantaranya adalah penggunaan media LCD untuk pembelajaran tidak sepenuhnya menggantikan proses mengajar melalui papan tulis, terutama untuk pelajaran yang menggunakan dasar teori hitungan yang membutuhkan tata cara atau proses menemukan jawaban secara runtut , lalu pengajar sebaiknya mengolah terlebih dahulu materi apabila materi tersebut diunduh dari luar sehingga bahan yang ditampilkan dalam satu pertemuan tidak terlampau banyak. Selain itu dari pihak siswa sendiri, harus semakin rajin dalam mengikuti pelajaran, berkonsentrasi penuh dan aktif dalam proses pembelajaran karena bahan yang diajarkan akan semakin banyak dan berkembang mengikuti perubahan zaman.
Internet sebagai salah satu sumber referensi terlengkap bagi siswa sangatlah membantu dalam proses pembelajaran. Sudah banyak kita ketahui, internet sangat berguna karena di dalamnya terdapat hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh pelajar. Karena perannya yang sangat penting itu, maka internet sudah seperti barang wajib yang harus dikuasai oleh siswa. Pihak sekolah sendiri sudah memenuhi kebutuhan tersebut dengan menyediakan fasilitas hotspot atau jaringan wifi, dan hampir seluruh SMA di kota Yogyakarta dan sekitarnya sudah menggunakan fasilitas ini. Yang patut kita sayangkan, fasilitas wifi atau hotspot ini sering disalahgunakan oleh siswa, yang hanya membuka situs-situs yang tidak berhubungan dalam proses pembelajaran, seperti situs jejaring sosial. Siswa memang tetap menggunakan fasilitas internet ini untuk memperoleh informasi untuk bahan belajar, tetapi prosentasenya lebih kecil, karena siswa lebih tertarik untuk membuka situs-situs jejaring sosial dan situs-situs yang berisi konten hiburan. Hal ini dapat terjadi, karena pertama memang siswa kurang mengerti dalam penggunaan fasilitas ini, dan muncul paradigma karena sifatnya gratis atau bebas biaya, maka siswa mempunyai pemikiran harus memanfaatkan fasilitas ini semaksimal mungkin, termasuk untuk membuka situs-situs yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran. Selain itu pihak sekolah sendiri kurang kreatif, seharusnya pihak sekolah membuat suatu jadwal dimana saat proses KBM berlangsung antara pukul 07.00 sampai 14.00, situs-situs jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter tidak dapat dibuka, selain itu sekolah sebaiknya membuat filter pada konten-konten yang memuat pornografi, sehingga tidak bisa untuk dibuka. Diperlukan kesadaran bagi semua pihak, baik siswa maupun pengajar sehingga fasilitas internet yang kita gunakan tidak sia-sia, bermanfaat  dan tentunya benar-benar efektif dalam membantu proses pembelajaran.
E-learning merupakan salah satu terobosan yang dilakukan untuk memudahkan siswa maupun pengajar untuk berkomunikasi, siswa dapat bertanya dan berkonsultasi kepada pengajar tanpa perlu bertatap muka secara langsung, selain itu siswa juga dapat mengunduh materi-materi yang diberikan oleh pengajar secara lebih cepat karena tidak perlu harus bertemu. Di pihak pengajar, terobosan e-learning ini memudahkan pengajar untuk memberikan suatu materi atau tugas kepada siswa, selain itu pengajar juga dapat memantau kemampuan siswa dengan memberikan latihan soal dan bisa langsung memberikan nilai. Sayangnya teknologi e-learning ini lebih sering terbengkalai daripada aktif, banyak website yang digunakan untuk e-learning tidak pernah update dan nyaris tidak dimanfaatkan oleh siswa maupun pengajar. Hal tersebut dapat terjadi karena terjadi kendala diantara dua pihak yaitu pengajar maupun siswa, di pihak pengajar, ternyata banyak bapak ibu guru yang masih kurang sosialisasi dalam penggunaan teknologi e-learning itu sendiri sehingga pihak pengajar juga jarang menggunakan fasilitas ini, di pihak siswa sendiri sering kurang aktif dalam mengikuti dan menggunakan e-learning. Perlu sosialisasi yang lebih gencar, sehingga e-learning efektif dalam proses pembelajaran
Harapan kami sebagai siswa, teknologi yang sudah banyak tersedia saat ini, bisa dimanfaatkan secara sebaik-baiknya untuk proses pembelajaran. Karena peran teknologi ini sesungguhnya sangatlah berguna, jika digunakan secara benar, efektif serta efisien. Memang ada kekurangan dalam proses penggunaanya, tapi dengan sedikit cara yang kreatif, kesadaran semua pihak dan sosialisasi yang cukup, penggunaan berbagai teknologi ini, kami harapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan kita, sehingga kualitas SDM bangsa Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain.